ANSI/ISA-95, atau ISA-95 seperti yang lebih sering disebut, adalah standar internasional dari International Society of Automation untuk mengembangkan antarmuka otomatis antara perusahaan dan sistem kontrol. Standar ini telah dikembangkan untuk produsen global. Ini dikembangkan untuk diterapkan di semua industri, dan di semua jenis proses, seperti proses batch, proses berkelanjutan dan berulang.
Tujuan ISA-95 adalah untuk menyediakan terminologi yang konsisten yang merupakan dasar untuk komunikasi pemasok dan produsen, menyediakan model informasi yang konsisten, dan untuk menyediakan model operasi yang konsisten yang merupakan dasar untuk memperjelas fungsionalitas aplikasi dan bagaimana informasi akan digunakan.
Pada tanggal 14-21 Oktober 2021 telah terlaksana pelatihan terkait ISA-95 yang dilaksanakan oleh Tekno Sains Academy kepada karyawan di PT. Pertamina. Pelatihan dilaksanakan secara online (dalam jaringan). Pelatihan ini diikuti oleh karyawan yang ada di divisi IT (teknologi) dengan jumlah 14 orang. Dalam pelatihan ini kami menghadirkan pengajar yang telah berpengalaman dalam bidangnya. Beliau Berpengalaman dalam bidang HSE selama 30 tahun. Kemudian menjadi gas plant manager di PT. Asahimas Flat Gas, Operation Manager di Dupont Chemicals, Inc USA dan beliau pernah juga menjabat sebagai South East Asia Manufacturing Manager di GE Power and Locomotive USA. Selain itu beliau juga aktif dalam memberikan training terkait hal serupa yang sesuai dengan bidangnya.
Pentingnya ISA-95 bagi kegiatan operasional di perusahaan karena dapat membuat standar yang akan mendefinisikan antarmuka antara fungsi kontrol dan fungsi perusahaan lainnya berdasarkan Model Referensi Purdue untuk CIM (bentuk hierarkis). Antarmuka yang awalnya dipertimbangkan adalah antarmuka antara level 3 dan 4 dari model itu. Antarmuka tambahan akan dipertimbangkan, sebagaimana mestinya. Tujuannya adalah untuk mengurangi risiko, biaya, dan kesalahan yang terkait dengan penerapan antarmuka ini. Standar harus mendefinisikan pertukaran informasi yang kuat, aman, dan hemat biaya. Mekanisme pertukaran harus menjaga integritas informasi dan rentang kendali setiap sistem.
Pelatihan yang berlangsung selama 7-8 jam secara online tersebut berlangsung dengan kondusif dan interaktif yang terlihat dari berbagai diskusi yang dilakukan antara trainer dengan peserta. Setelah pelatihan usai, harapannya karyawan/peserta training dapat mengaplikasikan ilmu tersebut kepada kegiatan di lapangan. Meskipun kegiatan telah usai, namun kegiatan konsultasi dengan trainer masih dapat dilaksanakan. Hal tersebut merupakan salah satu bentuk komitmen TSA dalam memberikan training yang bermanfaat dalam waktu yang lama.
